
Saat ini kita sudah memasuki bulan sya’ban yang mana bulan ini adalah bulan yang paling mendekati bulan suci Ramadhan yang mulia, sehingga tidak heran jika pada bulan ini banyak umat islam yang memaksimalkan ibadah, karena disamping sebagai latihan menghadapi bulan ramadhan, juga hal tersebut dicontohkan oleh Rasulullah, kerena pada bulan ini Rasulullah memperbanyak ibadahnya.
Ada sebagian dari kita pada bulan ini melaksanakan ibadah puasa nishfu sya’ban dengan niat mendekatkan diri kepada Allah juga melatih diri untuk menghadapi Ramadhan, bahkan ada sebagian dari kita yang khawatir ataupun menyesal jika tidak dapat melaksanakan ibadah tersebut sehingga tidak heran, tidak sedikit masjid-masjid disekitar kita melalui mikrofonnya mengingatkan kita agar tidak lupa menjalankan puasa nishfu sya’ban tersebut.
Dalam hadis Ali, Rasulullah  bersabda: "Malam nisfu Sya'ban, maka  hidupkanlah dengan salat dan  puasalah pada siang harinya, sesungguhnya  Allah turun ke langit dunia  pada malam itu, lalu Allah bersabda: "Orang  yang meminta ampunan akan  Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku  beri dia rizqi,  orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan,  hingga fajar  menyingsing." (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah). 
Ulama   berpendapat bahwa hadis lemah dapat digunakan untuk Fadlail A'mal   (keutamaan amal). Walaupun hadis-hadis tersebut tidak sahih, namun   melihat dari hadis-hadis lain yang menunjukkan kautamaan bulan Sya'ban,   dapat diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya'ban jelas mempunyai   keuatamana dibandingkan dengan malam-malam lainnya. 
Bagaimana   merayakan malam Nisfu Sya'ban? Adalah dengan memperbanyak ibadah dan   salat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang dilakukan   Rasulullah, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Adapun meramaikan malam   Nisfu Sya'ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan salat malam   berjamaah, Rasulullah tidak pernah melakukannya. Sebagian umat Islam   juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya kiblat dari masjidil   Aqsa ke arah Ka'bah. 
Adapun  apa yang sering dilakukan  oleh sebagian umat Islam, yaitu Salat Malam  Nisfu Sya'ban sebanyak 100  rakaat, ini tidak ada landasannya dan  termasuk bid'ah. Syeikh  Abdurrahman bin Ismail al-Muqaddisi telah  mentahqiq masalah ini.  Demikian juga tidak ada do'a khusus untuk malam  nisfu Sya'ban, namun  cukup dengan do'a-do'a umum terutama do'a yang  pernah dilakukan  Rasulullah. Jadi sangat dianjurkan untuk meramaikan  malam Nisfu Sya'ban  dengan cara memperbanyak ibadah, salat, zikir  membaca al-Qur'an, berdo'a  dan amal-amal salih lainnya.
Referensi ::
- http://shohib85.multiply.com/journal/item/8/Hukum_puasa_Nisfu_syaban?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
- http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&view=article&id=925:malam-qnisfu-syabanq&catid=1:tanya-jawab






 
 
 
 
 
