Tempo.co News Site: Setelah Braille Glass, Riset Obat Tetes Mata

Changes are afoot at Blogtrottr!
By popular request, we're bringing in paid plans with some cool new features (and more on the way). You can read all about it in our blog post.
Tempo.co News Site
daily news from tempo.co // via fulltextrssfeed.com
Setelah Braille Glass, Riset Obat Tetes Mata
Jul 7th 2013, 06:06

TEMPO.CO, Gresik - Karya aplikatif Braille Glass berhasil menyabet perunggu di ajang IEYI 2012 di Thailand. Panitia lomba Tari, menilai karya ini sangat sederhana, murah dan simpel tanpa mengurangi manfaatnya bagi masyarakat, khususnya tunanetra. Namun, Ria Eka Lestari maupun Nadya Almass Lutfiahardha Arief, tak terpikir mematenkan hasil karya itu. Tari berdalih, "Kami kekurangan SDM untuk itu."

Selain SDM, ia mengaku tak punya cukup banyak waktu dan dana mengurus hak atas kekayaan intelektual. Meski aplikatif, Tari mengaku tak ada niatan dari panitia lomba atau industri yang ingin menjalin kerja sama untuk dikomersialkan. Lewat komersialisasi karya, kata ia, bisa mendatangkan duit. Sejak awal, Tari berteguh bahwa tujuan lomba bukan menjurus pada HAKI, melainkan mencari wadah aktualisasi karya anak didiknya.

Begitupula dengan Nadya. Ia menuturkan, keikutsertaan lomba bukan untuk mematenkan karyanya dan mendulang rupiah dari karya itu. Sebatas ingin mendapat penghargaan, pengakuan intelektual dan sumbangsih kepada masyarakat adalah cita-cita Nadya. Bahkan dirinya tak berhenti pada Braille Glass saja. Nadya sudah melirik riset obat tetes mata untuk radiasi. Saat ini, ia bukan lagi siswi SD Muhammadiyah Manyar, melainkan duduk di bangku SMP, tepatnya SMPN 1 Gresik. "Sudah ada bayangan untuk buat riset kecil-kecilan," ujarnya saat berbincang di teras rumah bersama Tempo, Rabu 26 Juni 2013.

Karena bersentuhan langsung dengan organ tubuh manusia, dia masih ragu soal riset obat tetes mata untuk radiasi ini. Kepada Tempo, Ia berbisik obat ini mengandung lidah buaya dan benzoltonium klorida. Selain obat tetes mata, dirinya berencana meneliti robot pendeteksi polusi yang praktis dan efisien. Nantinya, alat ini dirancang portabel alias mudah dibawa. Nadya sudah membayangkan, alat tidak akan besar, tapi kecil, praktis, dan mudah penggunaannya. Lagi-lagi, konsep ini berawal dari hal yang simpel, mudah dan praktis.

DIANANTA P. SUMEDI

Berita Terkait:
Siswa Taruna Temukan Detektor Telur Busuk 

Cara Kerja Helm Berpendingin Karya Siswa SMP

Helm Berpendingin Temuan Siswa SMP

Sulitnya Siswa SMP Buat Helm Anti-Gegar Otak

Pelajar SMP Buat Helm Anti-Gegar Otak

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions