TEMPO.CO, Jakarta - Minimnya infrastruktur dan tenaga pendidik menjadi salah satu kendala meraih mutu pendidikan maksimal di Indonesia. Kecanggihan teknologi informasi mampu mengatasi kesenjangan dengan sistem U Learning yang memanfaatkan jaringan komunikasi vendor.
Inovasi teknologi ini diperkenalkan NS Devil (North Star Developer's Village) yakni, Ubiquitous Base Test (UBT) dan Ubiquitos-Learning (U-Learning) Platform yang dinilai bisa mengatasi keterbatasan dalam proses pengajaran.
Menurut Direktur PT Surya Inti Komunikasi, Tonny Firman A, penerapan teknologi ini tidak hanya berbasis internet, tetapi dipermudah kemampuan aplikasi 3G wireless communication technology. Yakni, jaringan dan perangkat selular banyak digunakan di pelosok tanah air.
Menurutnya, E-Learning memang mulai diterapkan, meski terbatas pada jaringan internet. Sedangkan U-Learning memanfaatkan jaringan komunikasi dari para vendor. Sistem ini dapat dijalankan melalui berbagai pola Mobile Device, seperti Android, Blackberry, dan Ipad.
"Tanpa terpaku pada PC atau laptop," kata Tony usai melakukan nota kesepakatan dengan Presiden Direktur dan CEO NS Devil, Lee Un Joo, dan komisaris PT Surya Inti Komunikasi, Honye Fauzia Aurelia di Jakarta, pada 3 Juli 2013.
UBT, singkatan dari Ubiquitous Base Test. Artinya, tes atau ujian bisa dilaksanakan di mana saja tak terbatas oleh tempat dan alat-alat seperti, meja,kertas dan alat tulis lainnya dan ruangan khusus. Cukup dengan ponsel cerdas dan device kecil dan ringan.
Keunggulan lain, bisa mengurangi biaya ujian,terutama dalam pemeriksaan dan pengolahan hasil tes, manejemen pembuatan dan pelaksanaan tes atau soal menjadi efisien.
Dalam pengembangannya di Indonesia sejak November 2012, NS Devil telah bekerjasama dengan Universitas Pasundan Bandung, sebagai projek pertama. Hasil evaluasi tahap pertama pada Juni 2013, memperlihatkan hasil cukup berarti bagi para mahasiswa dan dosen dalam proses perkuliahan hingga memasuki ujian semester.
Dalam waktu dekat dilakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan mulai tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Teknologi ini menurut penemunya, Cavin Shin, telah diterapkan di Afrika Selatan, Rusia, Jepang, dan Philipina. Tercatat pengguna UBT ini adalah Harvard University dan NY University.
Sudah diuji cobakan saat ujian negara bersama di Korea. Indonesia sendiri dinilai prospek yang menjanjikan karena memiliki jumlah penduduk yang banyak.
EVIETA FADJAR