Ratusan warga yang menjadi korban bencana banjir bandang yang melanda tujuh titik di Kota Padang, Selasa (24/7) malam, membutuhkan dapur umum dan tenda darurat untuk berteduh.
Salah seorang warga di kawasan Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Riko, mengatakan, melihat kondisi yang melanda daerahnya diperlukan dapur umum dan juga tenda darurat bagi warga.
"Dengan kondisi ini kita tentu sangat butuh dapur umum dan juga tenda darurat bagi masyarakat yang rumahnya terendam air, apalagi saat ini adalah bulan Ramadhan," kata dia.
Meluapnya sungai di kawasan Limau Manis itu, menurut dia, akan berdampak pada kesiapan masyarakat dalam melaksanakan ibadah puasa, karena itu perlu didirikan dapur umum.
Masyarakat di lokasi kejadian tersebut berharap dapur umum sudah berdiri Rabu pagi, sebab proses evakussi di lokasi itu masih terus berlangsung.
Kawasan Limau Manis merupakan salah satu daerah terparah yang dilanda air bah. Berdasarkan keterangan warga setempat, ada sekitar 17 kepala keluarga (KK) yang masih terisolasi, meski belum ada data remsi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang.
Badan SAR Nasional (Basarnas) Kota Padang juga mengaku belum dapat memastikan jumlah kepala keluarga yang terisolasi.
Banjir bandang yang melanda daerah itu berawal pukul 17.00 WIB dan semakin membesar sekitar pukul 18.30 WIB, saat masyarakat setempat berbuka puasa.
Berdasarkan data Basarnas, terdapat tujuh titik yang dilanda bencana air bah, yakni di kawasan Limau Manis, Batu Busuk, Kampung Koto, Cengkeh, Padang Besi, Kalumbuk, dan Tunggul Hitam.
Sementara berdasarkan data BPBD Kota Padang, jumlah warga yang mengungsi dari tujuh titik tersebut mencapai ratusan kepala keluarga.
Tenda darurat baru akan dibangun pada Rabu pagi dan diperkirakan juga akan dibantu oleh BPBD Provinsi Sumbar untuk keperluan tempat berteduh masyarakat yang rumah mereka ikut disapu air bah.sumber