Cerpen Remaja- Revan

Bruk..."

"Astaga.." keluh Revan sambil mengusap-usap ujung bagunya yang sedikit basah akibat kuah baksonya yang tumpah karena tubrukan dipunggungnya.
"eh maaf, tali sepatu gue lepas, terus terinjak makanya bisa hampir nubruk.."
"elo....!!!!"
Jerit keduanya serentak yang mengagetkan seluruh pengunjung kantin yang memang sedang rame-ramenya.
"Ya ampun Tifani kenapa harus teriak segala. Dan elo Van kenapa shcok gitu" Putus salsa.
"elo kan cowok kurang ajar yang bikin gue tadi pagi nyasar" geram Tifani dengan menunjuk kearah tepat kewajah Revan.
"Dan elo cewek yang akan jatuh saat berjalan diatas permukaan datar" ledek Revan sinis.
"itukan bukan kemauan gue, kalau harus bermasalah sama keseimbangan tubuh, lagian tadikan gue udah minta maaf saat tabrakannya, kok elo malah bikin nyasar, sekarang cepet minta maaf."
"MInta maaf...? jangan mimpi" balas Revan sebelum akhirnya berlalu pergi.

Sejak insiden tersebut hubungan mereka jadi tidak pernah akur, yang sedikit banyak menarik perhatian seisi sekolah.
"kenapa sih elo nggak pernah akur sama Revan ..?" tanya Aulia pada Tifani sambil duduk-duduk dibangaun depan lapangan bola basket depan sekolah.
"yah itukan bukan kemauan gue, padahal tadinya gue pikir Revan itu keren lho, apa lagi waktu melihat senyumnya pertama kali, cute banget"
Langkah kaki Revan langsung terhenti. kepalanya menoleh, sebuah senyum kembali terukir dibibirnya mendengar kata-kata yang baru saja tertangkap indra pendengarannya.
"ketauan, loe naksir sama Revan ya..?" Tebak Dini kuat.
"Eh enggak kok cuma....?!?!"
"Cuma apa....? hayo" ledek teman-temannya yang lain, tampa menunggu bantahan yang keluar dari mulut TIfani, Revan lebih memilih berlalu.source